DISCLAIMER
Tulisan ini
adalah memori kenangan di tahun 2022 lalu dan ditulis pada tahun 2024. Maklumin
aja lah ya, yang nulis jarang jalan-jalan, ehehe. Maka dari itu, jika ada
ketidaksesuaian dengan keadaan sekarang bisa share di kolom komentar, ya! Maafkan dan terima kasih, ya ges ya.
Yaaah,
begitulah, namanya hidup nggak melulu soal jalan-jalan aja. Saking jarangnya,
sampai pengalaman berlibur ke Kebun Teh Wonosari 2 tahun lalu dijadikan bahan
tulisan.
Bukan
berarti nggak pernah jalan-jalan banget, ya. Tahun kemarin aku berkesempatan healing
tipis-tipis di Alun-alun Lamongan yang terkenal dengan wahana bianglala
nya. Sama seperti di Alun-alun Kota Batu yang juga memiliki sarana bianglala,
Lamongan juga ada, lho. Nggak kalah seru pokoknya!
Catatan Perjalanan Menuju Kebun Teh Wonosari Malang
Kebun Teh
Wonosari Malang berlokasi di Lereng Gunung Arjuno, Kabupaten Malang, Jawa
Timur. Kalau ada yang tau Pasar Lawang, nah kebun teh ini dekat dengan pasar yang menjadi andalan wisatawan untuk belanja sayur sebagai oleh-oleh.
Pengalaman
ini kayaknya nggak akan terlupakan deh. Aku berangkat dari Lamongan bagian
selatan di malam hari melalui jalur Cangar yang menghubungkan Mojokerto dan
Batu. Kenapa nggak dari Gresik yang merupakan domisili ku?
Saat itu, aku sedang menjalani salah satu program yang paling ditunggu mahasiswa. Yup, KKN adalah jawabannya. Kelompok kami kebetulan memiliki kesempatan untuk berlibur dari padatnya kegiatan waktu itu.
Pemandangan Paralayang pada dini hari Sumber: Dokumen Pribadi |
Kami memulai perjalanan tersebut pada malam hari sekitar pukul 8 malam. Sengaja berangkat di malam hari karena akan menuju Paralayang terlebih dahulu. Yang mana, view terbaik di Paralayang adalah saat dini hari hingga pagi hari.
Dari Paralayang,
kami melanjutkan perjalanan ke Alun-alun Kota Batu untuk mencari sarapan dan
beristirahat sejenak di Masjid Agung AN-Nuur. Sambil mandi juga tentunya,
ehehe. Setelah dirasa energi telah kembali, kami pun bertolak ke wisata tujuan.
Singgah di Alun-alun Kota Batu Sumber: Dokumen Pribadi |
Tibalah kami
di lokasi yang dituju. Setelah dari parkiran dan berjalan sedikit (Nggak tau ke
arah mana, huhu) pintu loket pun akhirnya terlihat. Karena di waktu tersebut
masih ada sisa-sisa kebijakan pandemi, sebelum membeli tiket terlebih dahulu
petugas melakukan tes suhu badan.
Setelahnya,
kami di beri stiker yang bertuliskan “HEALTHY PEOPLE” yang menandakan rombongan
kami bebas dari virus yang sedang menjadi ketakutan orang-orang satu dunia.
Sumber: Dokumen Pribadi |
Tujuan kami ke kebun teh ini adalah untuk melihat hamparan teh dari atas Bukit Kuneer. Disana ada sebuah jembatan yang dapat digunakan untuk melihat hamparan teh yang mampu menyejukkan mata.
Kebun Teh Wonosari berada di ketinggian 950 sampai 1250 mdpl. Temperaturnya antara 19 sampai 26 derajat Celcius.
Setelah berjalan kaki kurang lebih satu jam akhirnya kami sampai di tempat yang dituju.
Alhamdulillah, jembatan yang kami incar nggak terlalu ramai orang foto. Hanya
antri satu rombongan dan kami pun sudah bisa mengambil gambar dari ketinggian.
Walau enggak di puncak tertingginya setidaknya nggak sia-sia lah, ya.
Jika tadi
sudah membeli tiket, untuk naik ke jembatan yang ada di Bukit Kuneer, wisatawan
harus membayar tiket lagi sebesar 10 ribu. Awalnya kecewa sih karena bukit dan
jembatan tersebut masuk ke dalam kawasan Kebun Teh Wonosari tapi kok masih
diharuskan beli tiket?
Karena kami
nggak tau juga kalo diatas akan diharuskan membeli tiket lagi dan nggak mau
‘pendakian’ kami sia-sia, akhirnya kami memutuskan untuk merogoh kocek lagi.
Worth it, nggak? Tentu saja!
Kalo dulu
aku dan teman-teman memutuskan untuk kembali saja, kayaknya kami akan menyesal
sih. Gimana enggak? Pemandangannya seindah ini.
Bukan karena
kami nggak mau keluar uang, pelit, medit dan semacamnya, kami masih memikirkan
hari esok mau makan apa karena masih ada beberapa hari di tempat pengabdian.
Jadi, hemat itu harus, ehehe.
Kesan Manis dari Perjalanan Singkat
Dari kiri ke kanan (Jalan menuju Bukit Kuneer, abaikan yang tengah wkwk, jembatan di Bukit Kuneer) Sumber: Dokumen Pribadi |
Bagi orang
yang pertama kali mengunjungi kebun teh, aku sangat takjub dengan pemandangan
yang disuguhkan. Hamparan pohon teh nya mampu menyegarkan pikiran dari penatnya
kegiatan selama sebulan ke belakang.
Setelah sekian lama hanya bisa melihat dan membayangkan saja gimana rasanya berpijak diantara hamparan kehijauan pohon teh, akhirnya tau juga rasanya gimana. Benar-benar definisi yang sesungguhnya.
Oh iya,
selain itu rasa penasaran akan aroma dari daun teh terjawab sudah. Harumnya
gimana? Nggak ada, guys, seperti bau daun kebanyakan. Mungkin wanginya keluar
saat sudah diproses kali, ya. Yang tau bisa tulis di kolom komentar, ya.
Fasilitas Apa Aja yang Ada di Lokasi?
Selain Bukit
Kuneer dan jembatannya, ada fasilitas lain yang bisa kalian nikmati di sana.
ATV, visit tea factory, paintball, flying fox, wisata kuliner, sepeda gunung,
kereta kelinci, kolam air hangat, hotel dan camping ground adalah sederet
fasilitas yang bisa kalian nikmati saat bertandang ke kebun teh di Kabupaten
Malang ini.
Gimana Akses Menuju ke Lokasi?
Wisata kebun
teh ini berada di Bodean Putuk, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten
Malang. Lokasinya sangat strategis yang mana dapat ditempuh hanya dalam waktu 8
menit dari exit tol Lawang.
Ada beberapa
rute yang bisa kalian lalui untuk mengunjungi kebun teh ini.
- Dari Kota Malang hanya berjarak 26 kilometer jika menggunakan kendaraan pribadi. Kalian akan memasuki Jl. Raya Mondoroko dan Jl. Diponegoro sebelum sampai ke lokasi tujuan.
- Dari Kota Surabaya yang menempuh jarak 83,6 kilometer, kalian bisa mengambil jalur Jalan Tol Surabaya – Gempol, Jalan Tol Gempol – Pandaan, dan Jalan Tol Pandaan – Malang menuju Area Sawah/Kebun. Setelah itu, ambil jalan keluar menuju Purwodadi dari Jalan Tol Pandaan – Malang, kemudian menuju Jalan Tegalrejo untuk sampai ke lokasi.
Itulah dia
pengalamanku berkunjung ke Kebun Teh Wonosari Malang yang cakep abieezz. Kalau
ada kesempatan kalian harus kesana sih, asri, sejuk, indah bercampur jadi satu.
Recommended banget pokoknya!
Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.
Kapan-kapan harus dicoba nih, wisata ke kebun teh wonosari. Sepertinya suasananya juga asik, selain itu saya seneng lihat yang hijau-hijau, seger dimata.
BalasHapusSebagai anak dari dataran tinggi..suasana alam hijau dan perkebunan memberikan suasana tenang dan selalu dirindukan
BalasHapusKayaknya aku inget nih momennya pas jalan2 ke Batu. Cerita ke aku kan waktu itu? Wah udah lama ya ternyata, 2 tahun lalu. Time fliest so fast bestie, wkwk. Yok main2 lagi ke sini, hehe..
BalasHapusAku seumur2 malah belum pernah ke kebun teh Wonosari ini. Tapi udah pernah sih kalo kebun teh cuma di kota lain. Dan yah, ijo semua emang walaupun gak ada bau2 tehnya haha. Cuma kalo ada fasilitas hiburan lain kayak flying fox, gitu, kayaknya jadi lebih menarik sih ya, lebih berkesan. Jadi nggak cuma liat pemandangan ijo2 doang seluas mata memandang.
Liat dari gambar-gambarnya aja udah kebayang segernya kebun teh Wonosari ini, apalagi kalau langsung datang ke sana ya, the real fresh pastinya.
BalasHapusMudah-mudahan suatu saat bisa traveling ke sana dan menikmati kesegaran udara dan fasilitas-fasilitas lainnya di kebun teh Wonosari. Aamiin
Lihat dari fotonya jadi ingin ke sana deh. Wisata dengan nuansa alam yang hijau-hijau tuh jernihin mata sekali dr segala polusi dan tentu menenangkan pikiran
BalasHapusDenger "Malang" aja udah seru banget buat dijelajahi, apa lagi kebun teh. Kebayang sejuknya udara di kebun teh yang hijau asri. Apalagi fasilitas di kebun teh Wonosari cukup lengkap yah Mbak.
BalasHapusDulu saya dan teman-teman pernah eduwisata ke kebun teh di daerah pemalang (kalau tidak salah) dan mengunjungi pabrik tehnya. Betul, Mbak, kalau daun teh yang masih di pohon tidak terlalu kentara wanginya, namun kalau yang sudah masuk pabrik ruangan fermentasi... Hmmm.. Wanginya luar biasa. 😍
BalasHapusKenapa ya kalau inget kebun teh, yang kebayang tuh adalah kesegaran sejauh mata memandang. Wah jadi pengen liburan juga ke kebun teh ini. Kalau dilihat ini Kebun Teh Wonosari Malang, aku langsung ngebayangin hidung langsung plong deh dengan udaranya. Butuh banget healing yang segar-segar Gini mbak.
BalasHapusMeskipun ada jeda lumayan panjang dari liburan ke catatan ini, dokumentasinya masih ada, ya. Syukurlah. Kalau aku kayaknya detailnya juga udah pada lupa.
BalasHapusBeberapa kali mengunjungi kota Malang tpi baru tau klo ada kebun teh jga disana. Biasanya cuma jalan2 sekitar batu dan objek2 wisata daerah sana aja.
BalasHapusDi batu aja udah sejuk dingin waktu itu, apalagi klo ke daerah perkebunan teh gini yaa, healing bgt dri polusi kota Jakarta >.<